Membaca Peluang Bisnis

Robby, kawan saya seangkatan beasiswa LPDP datang ke London. Sebagai “warga lokal”, adalah kesempatan saya untuk menjadi tour guide (padahal saya juga belum khatam kota ini juga sih ) :P.

Singkat cerita, kami tadi berkunjung ke toko “Hamleys“, sebuah tempat yang sama-sama baru bagi saya dan Robby. Awalnya kami tidak berniat masuk ke toko ini, namun kerumunan orang di sekitar pintu masuknya membuat kami penasaran. Untuk dapat masuk ke tokonya saja, pengunjung harus berdesak desakan, Usut punya usut, ternyata toko ini hanya berjualan satu jenis benda: mainan! Mulai dari boneka, board games, lego, action figures, kinestethic games, mobil-mobilan, sampai quadrocopter dijual di sini. Ah, saking takjubnya saya tadi sampai lupa ambil fotonya! Sepertinya ini merupakan surga mainan, bahkan bagi orang seumur saya. Mainan yang dijual di sana tidak hanya ditujukan bagi anak-anak, tapi juga orang dewasa. Jenisnya juga beragam, mulai dari mainan yang murni sebagai hiburan, sampai mainan yang merangsang kemampuan motorik halus dan kecerdasan. Kalau saya memiliki banyak uang, saya akan beli banyak mainan di sini. Sayangnya kami tadi hanya melihat-lihat saja. Untuk melihat-lihat saja, dibutuhkan waktu satu jam, itu saja banyak bagian yang saya lewatkan dan ada satu lantai yang saya skip karena hanya berisi boneka barbie dan asesorisnya :P.

Peluang Bisnis

Sesampai di rumah, saya ditanya oleh seorang teman flat “Gimana hari ini kemana aja?”, saya jawab “Toko mainan, keren banget!”. Lalu saya menceritakan ada sebuah mainan yang menurut saya canggih dan saya tidak membelinya karena terlampau mahal. Ketika saya ceritakan cara kerja mainannya seperti apa, dia menyayangkan bahwa harganya tidak terlalu mahal karena dapat “dibisniskan” seperti atraksi-atraksi jalanan di kota London (nanti akan saya tulis di lain post tentang atraksi jalanan ini).

Bener juga yah, harusnya bisa nih jadi peluang bisnis. Dari sini saya jadi berpikir, bahwa semahal apapun harga sebuah barang modal, kalau kita bisa cermat menemukan model bisnisnya, modal itu akan kembali dan dapat dikembangkan lebih lanjut lagi. Uniknya, ide ini justru dilontarkan oleh teman saya yang mengambil jurusan engineering, bukan bisnis. Jiwa entrepreneur tidak dibatasi oleh latar belakang ilmu dan profesi, namun lebih merupakan pola pikirDan hari ini saya belajar, kalau kita mau terbuka dan membiarkan orang tahu apa yang kita kerjakan, kita membuka peluang terhadap perbaikan dan inovasi. Akhirnya saya terpikir, selain akan membeli mainan tersebut di kesempatan berikutnya, saya juga akan menawarkan jasa titip beli mainan ketika saya akan pulang nanti, karena kalau kata Robby, harga mainan di Indonesia terutama mainan action figures masih jauh lebih mahal daripada beli di toko ini. Tentunya, dengan harga yang lebih oke 🙂 hehehe

Ya, saya akan ke sana lagi! untuk membeli mainan tersebut, belajar, dan mengambil gambar toko dan isinya! hahaha

#vitaminfromlondon

About farisfirmansyah

interested in entrepreneurship, human development, technology innovation, travelling & culinary =)

Tinggalkan komentar